History Travel Kota Medan

Istana Maimun

Istana Maimun semula ditulis Maimoon, merupakan istana Sultan Deli. Istana yang berdiri megah di Jalan Brigjend Katamso ini didominasi warna kuning, warna kerjaan sekaligus warna khas Melayu. Istana ini didirikan oleh Sultan Kerajaan Deli, Sultan Maimun Al Rasyid Perkasa Alam Shah dengan biaya sekitar satu juta gulden Belanda tahun 1988. Bangunannya berdiri di atas tanah seluas 2.772 Meter persegi, menghadap Timur. Pendesainnya seorang arsitek Italia. Bangunannya terdiri dari dua lantai yang terbagi dalam tiga bagian, yakni bangunan induk, sayap kiri, dan sayap kanan.

Istana ini menjadi pusat Kesultanan Deli. Sebagai catatan dinasti Kesultanan Deli diawali oleh Muhammad Dalik yang menjadi Yang di-Pertuan Haru pada tahun 1630 atas pengangkatan sltan Aceh. Usai wafat, anaknya yang bernama Panglima Parunggit melanjutkan kerjaannya sebagi Yang di-Pertuan Haru dan Panglima deli. Kemudian anaknya Panglinga Parunggit, Tengku Panglima Padrap menggantikannya dengan gelar kerajaan Emir deli (1700-1720). Ketika Panglima Padrap wafat, anak keduanya yang bernama Tengku Panglima Gandar Wahid merebut jabatan emir dari kakak tertuanya. Sultan Deli saat ini adalah Othman Mahmud Ma'mun Padrap Perkasa Alam Shah, yang dinobatkan pada bulan Mei 1998.

Memasuki ruangan tamu (balairung) Istana Maimun, ada singgasana yang didominasi warna kuning. Lampu-lampu kristal menerangi singgasana, sebagai bukti ada pengaruh budaya Eropa. Pengaruh itu juga tampak pada perabotan istana seperti kursi, meja toilet, dan lemari hingga pintu dorong menuju balairung. Ruangan seluas 412 M2 ini digunakan untuk acara penobatan Sultan Deli atau acara adat lainnya. Balairung juga dipakai sebagai tempat sultan menerima sembah sujud dari sanak familinya pada hari-hari besar Islam. Lebih ke dalam lagi, ada 20 kamar di lantai atas dan 20 kamar lagi di bagian bawah. Belum termasuk 4 kamar mandi, gudang, dapur, dan ruang penjara di lantai bawah.

Arsitekturnya perpaduan antara tradisi Islam dan kebudayaan Eropa. Sebagian material bangunannya konon juga didatangkan dari Eropa, seperti ubin, marmer, dan teraso. Arsitektur gaya Belanda nampak pada pintu serta jendela yang lebar dan tinggi. Sedangkan pengaruh Islam terlihat pada bentuk lengkungan atau arcade pada sejumlah bagian atap istana. Lengkungan yang berbentuk perahu terbalik itu dikenal dengan Lengkungan Persia, banyak dijumpai pada bangunan di kawasan Timur Tengah, Turki, dan India.

Istana Maimun merupakan salah satu bangunan terindah di Medan. Lokasinya mudah dijangkau, baik dari Bandara Polonia (sekitar 10 km) maupun Pelabuhan Belawan (sekitar 28 km). Bangunan bersejarah ini terbuka umum setiap hari dari pukul 08.00 sampai 17.00

Masjid Raya Al Mansun

Dikenal juga dengan nama Masjid Raya Medan, salah satu peninggalan Sultan Deli setelah Istana Maimun. Lokasinya sekitara 200 meter dari Istana Maimun Masjid ini dibangun pada tahun 1906 oleh Sultan Maimun Al Rasyid. Kubahnya mirip kubah Masjid Raya Banda Aceh.

Pengaruh kesenian Islam nampak pada denah, atap kubah, lengkungan (arcade), dan hiasan bulan sabit pada puncaknya. Terlebih lagi pada ornamentasinya, baik di dinding, plafon, tiang-tiang, dan permukaan lengkungan (face Arcade) yang kaya dengan hiasan bunga dan tumbuh-tumbuhan.

Motif seperti itu juga terlihat pada bentuk terali besi tingkap-tingkap segi empat maupun lengkungan, seperti ukiran dinding gaya India. Di Indonesia hiasan semacam ini sering disebut hiasan Terawangan atau Kerawangan. Selain sebagai hiasan, juga berfungsi sebagai fentilasi atau lobang angin.

Masjid terindah di Sumut ini hingga kini masih dipergunakan oleh masyarakat muslim untuk sholat setiap hari. Berkat arsitekturnya yang khas dan tentu saja niai sejarahnya, masjid ini kerap dikunjungi wisatawan mancanegara.

Ada lagi masjid milik peninggalan kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1886 yaitu Masjid Labuhan. Arsitektur Mesjid Labuhan unik bergaya India dengan kubah segi delapan. Masjid Labuhan terletak di Jalan Raya Medan Belawan, sebelah Utara dari pusat Kota Medan.

Technorati Profile

Read more...

Profil North Sumatra

Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, berbatasan dengan Aceh di sebelah utara dan dengan Sumatera Barat serta Riau di sebelah selatan.

Provinsi ini terutama merupakan kampung halaman suku bangsa Batak, yang hidup di pegunungan dan suku bangsa Melayu yang hidup di daerah pesisir timur. Selain itu juga ada suku bangsa Nias di pesisir Barat Sumatera, Mandailing, Jawa dan Tionghoa.

Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur, yang pada tahun 2004 memiliki 18 Kabupaten dan 7 kota, dan terdiri dari 328 kecamatan, secara keseluruhan Provinsi Sumatera Utara mempunyai 5.086 desa dan 382 kelurahan. Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 km², Sumatera Utara tersohor karena luas perkebunannya, hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan.

Sumatra Utara pada dasarnya dapat dibagi atas:

  • Pesisir timur
  • Pegunungan Bukit Barisan
  • Pesisir barat
  • Kepulauan Nias.
  • Kepulauan Batu.
  • Pulau Samosir di danau Toba.

Pesisir timur merupakan wilayah di dalam provinsi yang paling pesat perkembangannya karena persyaratan infrastruktur yang relatif lebih lengkap daripada wilayah lainnya. Wilayah pesisir timur juga merupakan wilayah yang relatif padat konsentrasi penduduknya dibandingkan wilayah lainnya.

Di daerah tengah provinsi berjajar Pegunungan Bukit Barisan. Di pegunungan ini ada beberapa dataran tinggi yang merupakan kantong-kantong konsentrasi penduduk. Daerah di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir juga menjadi tempat tinggal penduduk yang menggantungkan hidupnya kepada danau ini.

Di pesisir barat relatif tertinggal dan merupakan titik berat pembangunan sejak pemerintahan Gubernur Raja Inal Siregar dengan program pembangunannya yang terkenal, Marsipature Hutana Be disingkat Martabe atau MHB. Pesisir barat biasa dikenal sebagai daerah Tapanuli.

Terdapat 419 pulau di propisi Sumatera Utara. Pulau-pulau terluar adalah pulau Simuk (kepulauan Nias), dan pulau Berhala di selat Malaka.

Kepulauan Nias terdiri dari pulau Nias sebagai pulau utama dan pulau-pulau kecil lain di sekitarnya. Kepulauan Nias terletak di lepas pantai pesisir barat di Samudera Hindia. Pusat pemerintahan terletak di Gunung Sitoli.

Kepulauan Batu terdiri dari 51 pulau dengan 4 pulau besar: Sibuasi, Pini, Tanahbala, Tanahmasa. Pusat pemerintahan di Pulautelo di pulau Sibuasi. Kepulauan Batu terletak di tenggara kepulauan Nias.

Pulau-pulau lain di Sumatera Utara: Imanna, Pasu, Bawa, Hamutaia, Batumakalele, Lego, Masa, Bau, Simaleh, Makole, Jake, dan Sigata, Wunga.

sumber:Wikpedia

Technorati Profile


Read more...

Travel In Sabang Island

Sabang island or often mentioned as Weh island was located on the north of Banda Aceh was known having the potential of nature beauty that so beautiful, among others are the sea park of rubiah island and the Iboh beach. Where does the Indonesia pillar Km-0 also located in this island.
To reach to this island can be cover a distance by using the sea transport. Departed from the malahayati port in Banda Aceh that approximately will need 2 hours trip to arrive Balohan port in Sabang island. There are two kinds of ferry that was available, fast ferry and slowest one. The average cost of fast ferry from Rp. 60,000.- to Rp. 80.000,- whereas the slow ferry revolved Rp. 15.000,-.


Sabang terletak 3 jam perjalanan naik kapal dari kota Banda Aceh, Sayangnya belum banyak orang yang mengenal kota Sabang lebih jauh dari mengenal lagu Dari Sabang Sampai Merauke. Sabang merupakan salah satu obyek wisata di Indonesia. Terletak di P.Weh, pulau paling barat diwilayah NKRI. Konflik yang berkepanjangan di wilayah NAD membuat tempat wisata disana kurang banyak dikunjungi dibanding misalnya Danau Toba dan Brastagi di Sumatra Utara.

Setelah Tsunami, wilayah NAD mulai aman dari konflik bersenjata. Kehadiran NGO dan tim bantuan membuat NAD lebih terbuka dan ramai dikunjungi. Setelah dua bulan tinggal di Aceh, saya pun tidak mau melepaskan kesempatan mengunjungi tempat ini.

Dari Banda Aceh menuju Sabang dapat ditempuh dengan Kapal Ferry maupun kapal nelayan sewaan. Ferry besar yang menampung mobil berangkat dari pelabuhan Malahayati, di Krueng Raya, dengan waktu tempuh selama dua jam hingga pelabuhan Balohan di Sabang.Sedangkan Ferry cepat yang hanya mengangkut orang berangkat dari pelabuhan Ulee lheu dengah waktu tempuh satu jam hingga tiba di pelabuhan yang sama..

Dengan waktu tempuh yang dua kali lipat, Ferry besar memberikan tarif yang sangat ekonomis, yaitu 12 ribu rupiah, sedangkan Ferry cepat, harga tiket yang paling murah 60 rb, kelas bisnis 70 rb dan kelas eksekutif 100 rb. Sayangnya pemberangkatan Ferry besar hanya satu kali sehari, pada jam 14.00 siang dari Malahayati.dan jam 07.00 pagi dari Balohan. Sedangkan Ferry cepat dua kali sehari dari Banda Aceh maupun dari Sabang, yaitu pukul 09.30 dan 16.00. Oleh karena itulah dengan harga tiket yang lima kali lipatnya, banyak orang yang tetap memilih naik Ferry cepat, jadwalnya cukup untuk bepergian selama dua hari.

Technorati Profile

Read more...

Nanggroe Aceh Darussalam

Informasi umum

Propinsi Daerah Istimewa Aceh merupakan bagian paling Barat Kepulauan Nusantara dengan luas area sebesar ± 55.390 km². Dibagian tengah Propinsi Daerah Istimewa Aceh terbentang pegunungan Bukit Barisan.

Keindahan alam daerah Aceh yang paling penting adalah hutan tropis basah, lereng-lereng dan gunung merapi. Gunung merapi yang semi aktif dan ditumbuhi dengan hutan lebat banyak terdapat sumber air panas dan danau, serta hutan itu sendiri merupakan habitat yang baik bagi sejumlah binatang dan tumbuhan langka yang masih bersisa.

Kekhasan lain yang terdapat didaerah ini antara lain dimana banyak terdapat aneka ragam buah-buahan dikala musimnya seperti mangga, durian, rambutan, langsat, manggis, dsb. Para pengunjung dapat menikmati buah-buahan segar itu langsung di kebun petani ketika melakukan perjalanan di kampung-kampung.

Disamping itu, Aceh juga terkenal dengan masakan khasnya yang terdiri dari Kari Kambing, Kepiting Besar, Udang Besar, cumi-cumi, kerang, telur penyu dan aneka ragam hasil laut dan pertanian lainnya.

Dalam bidang perindustrian Aceh juga sangat menonjol. Pabrik LNG Arun di Lhokseumawe merupakan primadona industri darah ini. Disamping itu dalam kaitannya dengan pabrik gas tersebut, kini berdiri pula pabrik-pabrik lain seperti pupuk, kertas kraft, cat dll. Dekat kota Banda Aceh juga sudah dibangun pabrik semen yang mampu mensuplay produknya untuk Aceh, Sumatera Utara bahkan Bangladesh dan Thailand.

Di Langsa pun kini terdapat pabrik pengolahan plywood yang besar yang sudah mampu mengekspor hasilnya ke Singapura, Malaysia, Jepang dan Timur Tengah.

Komoditi Ekspor lainnya dari Aceh antara lain kopi, karet, minyak kelapa sawit, arang, udang segar, ikan minyak hiyu, pinang, kemiri, minyak nilam, kulit kerang, dsb.

BUDAYA ACEH

Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki aneka ragam budaya yang menarik khususnya dalam bentuk tarian, kerajinan dan perayaan.

Di Propinsi Daerah Istimewa Aceh terdapat empat suku utama yaitu suku Aceh, Gayo, Alas dan Tamiang.

Suku Aceh merupakan kelompok mayoritas yang mendiami kawasan pesisir Aceh.

Orang Aceh yang mendiami kawasan Aceh Barat dan Selatan terdapat sedikit perbedaan kultural yang nampak nya banyak dipengaruhi oleh gaya kebudayaan Minangkabau. Hal ini mungkin karena nenek moyang mereka yang pernah bertugas diwilayah itu ketika berada di bawah protektorat kerajaan Aceh tempo dulu dan mereka berassimilasi dengan penduduk disana.

Suku Gayo dan Alas merupakan suku minoritas yang mendiami dataran tinggi di kawasan Aceh Tengah dan Aceh Tenggara. Kedua suku ini juga bersifat patriakhat dan pemeluk agama Islam yang kuat.

Setiap suku tersebut memiliki kekhasan tersendiri seperti bahasa, sastra, nyanyian, tarian, musik dan adat istiadat.

Kebudayaan Aceh sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Tarian, kerajinan, ragam hias, adat istiadat, dll semuanya berakar pada nilai-nilai keislaman. Contoh ragam hias Aceh misalnya, banyak mengambil bentuk tumbuhan seperti batang, daun, dan bunga atau bentuk obyek alam seperti awan, bulan, bintang, ombak, dsb. Hal ini karena menurut ajaran Islam tidak dibenarkan menampilkan bentuk manusia atau binatang sebagai ragam hias.

Aceh sangat lama terlibat perang dan memberikan dampak amat buruk bagi keberadaan kebudayaannya. Banyak bagian kebudayaan yang telah dilupakan dan benda-benda kerajinan yang bermutu tinggi jadi berkurang atau hilang.

Technorati Profile

Read more...

Catatan Harian Backpacker

Travel mania. Mungkin aktivitas travel sering dilakukan oleh orang-orang yang suka tantangan baru, melihat daerah daerah yang belum pernah kita kunjungi adalah suatu kenikmatan tersendiri, bai kemancanegara maupun seputar Indonesia tetap merupakan tantangan, untuk pergi ketempat tujuan wisata kita harus ada modal pengetahuan tentang daerah tersebut, untuk itu saya sengaja membagi pengetahuan tentang daerah pariwisata yang pernah saya kunjungi, semoga menjadi referensi bagi yang membutuhkan.
mengenai saya sendiri tidak ada yang terlalu istimewa yang bisa saya ceritakan. anda juga bisa berkunjung ke blog saya yang lain di www.kampunglumut.blogspot.com
saya menunggu komentar saran maupun kritikan pengunjung blog, saya juga menampung tulisan dari rekan-rekan sesama pecinta travel..maju terus wisata indonesia

Read more...

Followers

Destinations

  © Free Blogger Templates Digi-digi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP